Kita mengenal sampah secara sederhana sebagai wujud
dari segala material sisa yang dihasilkan dari aktifitas manusia yang umumnya
tidak diinginkan lagi. Namun menurut WHO (World Health Organization), sampah sendiri
memiliki arti barang yang berasal dari kegiatan manusia yang tidak lagi
digunakan, baik tidak dipakai, tidak disenangi atau yang telah dibuang. Seperti plastik bekas jajanan, botol bekas minuman, kertas,
dedaunan dan lain-lain. Setelah mengenal sejatinya sampah, kita juga perlu
mengklasifikasikannya agar kedepan ada upaya positif dari diri kita untuk turut
andil dalam mengolah sampah.
Dilihat dari sumbernya sampah dapat berasal
dari manusia, alam, sampah konsumsi, sampah nuklir atau limbah radioaktif,
sampah industri, bahkan ada juga sampah pertambangan.
Dilihat dari sifatnya sampah sendiri
diklasifikasikan menjadi sampah organik (degradable) dan sampah anorganik (undegradable).
Sampah organik merupakan sampah yang
secara alami dapat membusuk dan terurai menjadi kompos. Misalnya, sisa makanan,
daun kering, sayuran, dan lain-lain. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah
yang sulit membusuk dan bahkan tidak dapat terurai. Sampah anorganik ini hanya
dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat (meski sebagian
besar memiliki kualitas lebih rendah dari produk awalnya). Seperti botol
plastik, botol kaca, kertas bekas, kardus, karton, sampah plastik bekas jajanan, kaleng
bekas, dan lain-lain.
Dilihat dari bentuknya sampah diklasifikasikan
menjadi sampah padat dan sampah cair. Sampah padat contohnya plastik bekas, pecahan gelas, kaleng bekas,
dan lain-lain. Sampah cair seperti sampah
cair dari toilet, sampah cair dari dapur dan tempat cucian.
TENTANG SAMPAH INDONESIA
Meski masyarakat Indonesia menghasilkan 175,000
ton sampah setiap harinya, kesadaran akan bahaya sampah yang mengancam tidak
dimiliki setiap masyarakat. Jumlah timbulan sampah nasional pada tahun 2020
lalu mencapai 67,8 juta ton. Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(Wamen LHK) Alue Dohong mengungkapkan pekerjaan rumah permasalahan sampah di
Indonesia masih sangat banyak. Jika kita tidak melakukan kebijakan dan
upaya-upaya luar biasa (extraordinary effort) atau hanya sebatas Bussines
as Usual, maka diperkirakan pada tahun 2050 komposisi sampah kita akan
meningkat bahkan lebih dari dua kali
lipat.
BAHAYA SAMPAH
Sampah tidak hanya sebagai pencemar lingkungan saja
tetapi kita perlu tahu bahwa sampah juga berdampak signifikan pada manusia serta
makhluk hidup yang ada di muka bumi.
Bagi Kesehatan
Sampah berpotensi menimbulkan bahaya bagi
kesehatan seperti penyakit diare, tifus, kolera, jamur, cacingan. Penanganan
sampah yang tidak baik akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan manusia dan makhluk hidup di
sekitarnya.
Bagi Lingkungan
Sampah yang menumpuk di saluran air berpotensi
mengakibatkan banjir. Selain itu, sampah cair yang dibuang di saluran air akan
menimbulkan bau tak sedap. Pada akhirnya sampah tidak terurai terutama plastik,
juga mengganggu ekosistem lingkungan seperti mengakibatkan banjir, menurunkan
kesuburan tanah, menjerat hewan darat maupun air/ laut, meracuni makhluk hidup,
serta pencemaraan air dan udara.
Bagi Sosial dan Ekonomi
Penanganan sampah yang buruk juga berdampak
pada keadaan sosial dan ekonomi masyarakat. Seperti meningkatnya pengeluaran
untuk biaya pengobatan akibat penyakit karena dampak buruk lingkungan yang tidak sehat yang
bersumber dari sampah yang tidak terolah dengan baik. Hal ini tentu pada
akhirnya akan berdampak buruk pada kehidupan sosial masyarakat secara
keseluruhan. Saat ini banyak berita yang mengungkapkan bahwa Tempat Pengolahan
Sampah (TPS) sudah banyak yang ditutup, akibat tidak lagi dapat menampung
sampah, bahkan sampai ditutup paksa oleh warga karena pengelolaan sampah
yang tidak semestinya. Lalu jika masalah ini terus berlanjut dan tidak ada
peran partisipasi kita sebagai warga Negara
yang turut andil dalam meyumbang sampah di tiap waktu, bagaimana
masalah ini akan terselesaikan. Sudah tentu benar ucapan Alue dari kementrian
Lingungan Hidup bahwa ditahun selanjutnya masalah sampah akan semakin
menghawatirkan. Maka untuk mengantisipasi hal tersebut mari kita bersama-sama mulai membatasi jumlah
sampah dilingkungan kita sendiri dengan mengelolanya secara lebih baik. Seperti
halnya program yang sejak 21 Februari 2005 diusung Waste4Change, sebagai
bentuk kampanye akan kesadaran masyarakat agar bijak dalam mengelola sampah.
MENGENAL WASTE4CHANGE
Untuk dapat membangun kesadaran diri, kita harus
memiliki Support Sistem, bagaimana hal tersebut dilakukan, dan apa yang
harus dilakukan. Hadirnya Waste4Change dalam dunia persampahan,
seperti membawa angin segar bagi masyarakat yang ingin mendedikasikan kesadaran
dirinya dalam penanganan sampah yang menjadi tanggung jawabnya.
Waste4Change berangkat dari kejadian enam belas tahun silam, dimana tiga
desa tertimbun longsoran bukit sampah yang mengakibatkan ratusan nyawa melayang, bahkan sejumlah kerugian financial tidak
terelakkan. Tepatnya di TPA Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat muasal longsor
tersebut terjadi diawali dengan ledakan gas metana hingga guyuran hujan lebat yang
menyebabkan bencana longsor tak
terelakkan, sampai mengubur desa-desa
yang berada disekitarnya. Kejadian ini memukul telak semua pihak dan untuk itu tanggal
21 Februari diabadikan menjadi moment Hari
Peduli Sampah Nasional, Waste4Change mengingatkan kita semua, yang
berlabel Manusia harus ikut andil sebagai penyumbang sampah, dan harus sadar
senantiasa untuk turut serta melakukan upaya aktif dalam penanganannya.
Melalui layanan-layanan yang digaungkan Waste4Change, seperti Zero Waste to Landfill, ini wujud peran aktif dalam membantu mencegah TPS dan TPA agar tidak kelebihan kapasitas. Selain itu juga ada Responsible Waste Management Sistem merupakan layanan manajemen sampah yang 100% menyeluruh untuk perusahaan, gedung, dan pelaku bisnis dalam rangka mengurangi jumlah timbunan sampah yang berakhir di TPA. Juga ada Extended Producer Responsibility Indonesia dimana anda bisa meningkatkan pengelolaan materi dari sampah berlabel merek di seluruh lini bisnis Anda. Baik toko fisik ataupun daring, Waste4Change punya sistem dan solusinya. Banyak layanan lain juga yang bisa kita temui di laman webnya Waste Management Indonesia, selain itu juga tercantum program unggulan yang bisa kita ikuti bahkan ilmu mendasar mengenai pengelolaan sampah itu sendiri, lengkap ada di sana.
SAMPAHMU TANGGUNG JAWABMU
Kesadaran pengelolaan sampah ini harus dimulai dari diri sendiri, untuk itu mari berkomitmen “sampahmu adalah tanggungjawabmu” tanamkan dalam sanubari, sehingga yakinlah bahwa dampak akibat sampah ini akan berkurang secara perlahan dan lingkungan bahkan Negara yang kita banggakan akan menjadi lebih baik bagi masa depan, bagi anak cucu kita, bagi generasi mendatang. Untuk itu, mari kita mulai dengan :
- Refuse (Menolak) , mari kita mulai dengan menolak kemasan atau bungkus sekali pakai.
- Reduce (Mengurangi), mari mengurangi penggunaan barang yang tidak bisa terurai.
- Reuse (Menggunakan Kembali), mari gunakan barang-barang yang awet atau tahan lama.
- Recycle (Daur Ulang), mari manfaatkan sampah disekitar kita, kita olah menjadi barang baru.
- Composed/Rot (Mengkomposkan), mari membuat sampah organic atau dapur menjadi kompos atau pupuk alami bagi tanaman di rumah kita, seperti bunga, tanaman obat atau bahkan kebun yang kita miliki.
- Upgrade mindset (Tingkatkan Pola Pikir), mari kita tingkatkan pola pikir, tambah ilmu dengan banyak membaca, baik itu tentang pengolaan sampah rumah tangga, budaya mengelola sampah yang benar hingga pemanfaatan sampah hingga bisa menjadi sumber pendapatan.
Hal sederhana yang sulit untuk sebagian orang
menerapkannya, adalah peduli terhadap
lingkungan. Untuk mengurangi kerusakan lingkungan tidak hanya dukungan pemerintah,
atau organisasi pecinta lingkungan saja yang dibutuhkan, namun kesadaran tiap
pribadi manusia yang mengisi lingungan tersebutlah yang perlu terbentuk.
Penanaman karakter manusia yang peduli terhadap lingkungan dengan benar dalam
mengelola sampah pribadinya, akan berpengaruh besar terhadap budaya bersih di
masyarakat. Karena pembiasaan baik, akan menular pada keluarga, hingga
lingkungan. Untuk itu bukan mustahil mencapai sebuah Negara yang bersih, jika
kesadaran akan kebersihan tiap individu Negara tersebut telah membudaya. Anda
yang membaca artikel ini, tentu juga bisa.
"Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba
Menulis Blog Waste4Change Sebarkan Semangat Bijak Kelola Sampah 2021.
WULANDARI”